Setelah
selesai makan aku diajak kerumah jusup. Perasaanku tidak enak saat itu.
Arif
: gung. Kamu bonceng aku aja. Ntar kabur lagi
Aku
: enggak kok
Arif
: ntar kalau kabur tasnya gak balik loh
Aku
: teganya kalian
Aku
hanya menuruti kata mereka. Aku digiring kesuatu tempat dimana tempat eksekusi
itu diadakan. Rumah jusup. Ternyata tasku ada disana. Jusup pun tak mau buka
mulut dari tadi. Pantas
Aku
: mana cup tasku
Jusup
: ini
Aku
: makasih ya
Jusup
: iya
Aku
: aku balik ya
Aan
: bener mau balik?
Aku
: bener lah
Aan
: yaudah sana
Aku
menghampiri motor tapi……
Aku
: an! Helmku mana?
Aan
: cari sendiri
Saat
itu aku dikerjai habis-habisan mulai dari tas, sekarang helm. Pas hujan pula.
Sehingga kami semua di luar masih mengenakan mantol.
Aku
: an pinjam helmmu ya
Aan
: ehhhh
Aku
berlari dari kejaran aan. Helmnya pun aku sembunyikan balik sehingga kami masih
juga diluar hujan-hujan dan tak kunjung pulang.
Mengingat
masa kecil main polisi dan penjahat. Akau pun dijadikan sebagai penjahat
satu-satunya. Dan mereka aan, arif, majid dan judup sebagai polisi yang ingin
menangkapku untuk diikat seperti arif dulu.
Akhirnya
kejar-kejaranpun terjadi, walau hujan deras kami masih berlarian di kompleks.
Seperti tak pantas disebut anak sma, lebih pantas disebut anak sd mungkin. Karena
hujan dan dingin kami lebih mudah lelah. Tak lama mereka pun dapat menagkapku.
Secara aku kalah jumlah.
Aku
diarah menuju suatu pohon. Diikatlah aku disitu. Dengan masih memakai seragam
pramuka aku diikat. Mereka memaksaku untuk melepas mantol. Sehingga mereka puas
untuk menyiramku dengan tepung.
Dan
untuk pertama kalinya ulang tahunku yang ke 17 diberikan hal yang begitu
berkesan dari mereka. Hampir setengan jam menurutku. Mereka bermain air dan
tepung. Tak lupa mereka mengambil fotoku ketika sedang terikat. Dengan puasnya
mereka tertawa.
Setelah
cukup bersenang-senang akhirnya mereka membebaskanku. Tapi aku tidak segera
pulang karena harus membersihkan dulu pkaian yang terkena tepung dan rambut
karena lengket terkena air.
Setelah
semua beres aku dan aan bertukar helm. Ternyata hlmku basah. Helm aan pun sama.
Jadi impaslah kita. Sebelum pulang ternyata kami masih diberikan the oleh orang
tua jusup, sungguh baik mereka, tak seperti anaknya,
Setelah
selesai bercanda dan semua beres. Kami saling bermaafan. Mungkin sebagai formalitas
saja. Namun entah kenapa setelah itu aku sangat senang setelah menjalankan
rencana mereka dan berhasil menjebakku. Karena mungkin tidak semua orang bisa
memiliki teman seperti mereka, dan tidak mungkin memiliki pengalaman yang sama
seperti yang aku alami.
Aku
: aku pulang ya
Aan
: iya. Maaf loh tadi
Aku
: iya-iya
Arif
: besok jangan lupa berangkat
Aku
: insyaallah
Arif
: untung gak diarak kaya aku dulu
Aku
: itu kan salahmu mau-maunya diarak
Arif
: yang selanjutnya aja yang diarak
Aku
: nunggu tanggal mainnya.
Kami
pulang bersama. Aku pun bersama majid. Karena satu jalur. Walaupun pakaianku
sudah basah semua tapi aku tetap menggukan mantol. Ya untuk jaga-jaga sekalian
formalitas kalau hujan pakai mantol. Padahal sudah basah semua.
Tin
tin
Aku
: duluan jid
Majid
: yoi
Kami
berpisah di pertigaan tugu. Dia lurus aku ambil kanan. Dari situ rumahku sudah
dekat. Dan sampainya dirumah ternyata semua tidur. Karen dingin mungkin. Aku
segera mandi dan tak berbicara apa-apa.
Hampir
magrib aku teringat sesuatu. Flashdisk. Aku mencarinya semoga tidak rusak.
Karena kemungkinan tasku terkena air. Cek satu persatu setiap folder, dan aku
menemukan apa yang dia berikan.
Ini
pertama kalinya untukku saat ultah diberi suatu hadiah, walaupun tidak berwujud
benda tapi kenangan. Sebuah video tentang perjalanan kita. Walaupun sederhana.
Aku tetap menghargainya.
Ada
sebuah pesan di akhir video dan itu mungkin kata kak terakhir untukku.
Setelah
kejadian itu aku mencoba tidur secepat mungkin. Namun saat keesokan harinya
ternyata aku tetap demam. Walaupun tidak sampai parah. Aku siap-siap seperti
biasa. Namun sbelum berangkat.
Aku
: aku berangkat pakai helm bapak ya?
Ibu
: iya, ambil saja. Helmmu kenapa?
Aku
:kena air kemarin
Ibu
:kalau parkir yang bener
Aku
: iya, sudah bener kemarin
Sebelum
berangkat ternyata ibuku mengecek helmku.
Ibu
: kok basahnya kayak gini?
Aku
: temen-temenku
Ibu
: kok bajunya kena tepung semua
Aku
: ada acara kemarin
Ibu
: oh iya. Kemarin ultah mu kok ya
Aku
: yahh. Telat
Entah
kenapa begitu konyol. Memang keluargaku tak terlalu mempedulikan acara ulang
tahun. Dan aku juga baru kali ini di buatkan acara dengan semua teman-temanku
yang begitu berkesan. Setelah itu aku
berangkat dan memulai aktifitas seperti biasa ditambah demam yang sekarang
menemaniku.
Terimakasih
untuk semua yang memberika kejutan saat itu aan, arif, majid, dan jusup tak
lupa denganmu yang memberikan hadiah dan ucapan ulang tahun yang pertama saat
itu. pesan yang di akhir video yang akan selalu aku ingat agar bisa terus maju
dan berbakti kepada orang tua. Terimakasih telah memberikan rasa dalam
membuatnya.dan juga mungkin kata kak terakhir untukku. Terima kasih
[TYO]