Meja Depan




Waktunya kembali kemasa dikelas dua. Setelah membahas soal lesku yang kacau hingga nilaiku hampir turun semua sekarang saatnya kembali kemasa waktu disekolah. Karena aku berada di kelas 8D dan letak kelasku dibagian tengah, dibelakang tiang bendera dan juga menghadap ketimur. Karena kelasku menghadap ketimur biasanya ketika pagi-pagi banyak yang berkumpul di tangga masuk kelas untuk berjemur matahari pagi karana disana juga terdapat pohon cemara yang cukup rindang untuk berteduh jika hari mulai siang.
Pokok bahasan waktu kumpul waktu itu masih hal yang cukup umum dibicarakan anak-anak saat itu, soal guru, pelajaran , atau pun permainan dimasa itu. Dan tidak ada satu pun yang bicarakan soal cewek apalagi pacaran. Karena pacaran saat SMP waktu itu masih belum menjadi tren tidak seperti sekarang. Di tahun 2017 sudah banyak yang melakukkan pacaran waktu SMP dan miris melihat fakta itu.
Banyak hal yang dapat aku ceritakkan ketika aku di kelas dua ini, karena ada yang menarik perhatianku waktu itu. Aku mulai mengenal teman-teman baru dari kelas satu yang berbeda. Seperti Adi, Agus, Efa, Ventika ,Novita, dll. Kelas dua biasanya aku duduk di barisan nomor tiga depan meja guru, dan teman sebangku yaitu Didik.
 Karena dulu kelasku tempat duduk boleh berpindah-pindah tempat dan siapa cepat dia dapat.

Aku :”Eh dik. Kamu kalau berangka jam berapa sih?”
Didik :”Emang kenapa?”
Aku :”Ya enggak sih. Aku belum pernah berangkat lebih awal dari kamu”
Didik :”Yaiyalah kan kamu telatan”
Aku :”Bangke ya ga gitu juga kali. Kan aku harus naik angkuta buat kesini”
Didik :”Ya juga ya. Kadang aku dianter sih”
Aku :”Makanya itu. Kalau bernagkat pagian terus ya.”
Didik :”Lah?”
Aku :”Kan bisa dapet tempat duduk agak belakang. Dan kamu tau kalo aku brangkat mepet jam”
Didik :”Gak tau deh besok. Tapi kalau udah ada yang nempati tempatmu aku ga bisa nyuruh pindah loh”
Aku :”Okok” 

 Aku memang biasanya kalau masuk kelas mepet jam masuk kelas dan kebiasaan itu berlanjut sampai saat aku kuliah saat  ini. Jangan ditiru ya. Untungnya Didik waktu itu sering berangkat pagi-pagi sehingga aku tidak khawatir jika harus mencari tempat duduk karena sudah dicarikan. Namun ada suatu hari akan diadakan ulangan, dan temanku ada yang usil. 

Aku :”Dik. Kamu duduk mana?”
Didik :”Tu” Sambil nunjuk salah satu tempat duduk
Aku :”Loh kok sudah penuh. Sampingmu siapa?”
Didik :”Gak tau lah. Tadi aku kekantin tiba-tiba udah ada yang isi”
Aku :”Pasti yang suka buat ulah nih”
Didik  :”Ya mungkin. Eh tuh ada yang kosong depan guru pas.”
Aku :”Nanti kan ulangan “
Didik :”Yang sabar bro ntar juga hasilnya sama aja?”
Aku :”Maksudnya?”
Didik :”Sama-sama remidinya”
Aku :”Eh kampret lu”

Dia pun pergi menghampiri teman-teman yang masih di depan kelas.Karena aku biasanya berangkat agak mepet maka tempatku di tempati sehingga aku harus duduk dipaling depan dan depan guru pas. Karena duduk dimeja paling depan dan pas meja guru merupakan hal yang paling dihindari. Horror katanya. Apalagi kalau ada ulangan.
Bel masuk pun bunyi dan ternyata aku duduk sendirian karena ternyata ada salah satu yang absen tidak masuk dan jam pertama adalah ulangan. Gurupun membagikan soal ulangan dan kami disuruh mengumoulkan buku catatan dan LKS kedepan. Sehingga diharapkan semua jujur dalam mengerjakan ulangan. Setelah 90 menit ulangan pun selesai. Walau masih ada jam guru itu langsung saja meninggalkan kelas. Aku pun dihampiri oleh didik. Ya didik inilah sahabat dekatku saat kelas satu dan dua.

Didik :”Gimana bro ulangannya?”
Aku :”Kampret lu bisa juga senyum-senyum gitu”
Didik :”Bisa kan”
Aku :”Bisa apanya tadi ada yang aku kosongi. Dua lagi”
Didik :”Dua? Kan tadi cuman lima soal”
Aku :”Makanya itu. Tadi aku gak bisa ngapa-ngapain di depan guru pas. Kapok dah kalau ulangan mau brangkat paagi aku.”
Didik :”Sabar” tunggu aja ujian remedial”
Aku :”Eh ngatain lagi. Emnag kamu bisa semua?”
Didik :”Kalau temenku bisa aku juga bisa juga kali”
Aku :”Jadi nyontek tadi”
Didik :”Yoi bro”
Aku :”Kampret remidi sendiri besok aku”
Didik :”Ntar ada yang nemeni. Yang gak masuk tuh”
Aku :”Serah lu lah”

Saat itu aku jengkel dengan perkataan didik sehingga aku segera meninggalkan ruang kelas. Tapi bener juga besok pasti juga ada yang remedial. Jadi sedikit tenang dengan ujianku. Pelajaranpun dilanjutkan sampai jam terkhir dan sampai akhirnya kami  pulang seperti biasanya.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Sosial Media

Hai! Nama saya Agung Prasetyo N dan biasa di panggil Agung. Saya masih seorang pelajar di SMA. Saya berasal dari Boyolali. Read More..

Total Pageviews

Blog Archive

Entri Terbaru