Pesan Bagian 3





Setelah selesai makan aku diajak kerumah jusup. Perasaanku tidak enak saat itu.

Arif : gung. Kamu bonceng aku aja. Ntar kabur lagi
Aku : enggak kok
Arif : ntar kalau kabur tasnya gak balik loh
Aku : teganya kalian

Aku hanya menuruti kata mereka. Aku digiring kesuatu tempat dimana tempat eksekusi itu diadakan. Rumah jusup. Ternyata tasku ada disana. Jusup pun tak mau buka mulut dari tadi. Pantas

Aku : mana cup tasku
Jusup : ini
Aku : makasih ya
Jusup : iya
Aku : aku balik ya
Aan : bener mau balik?
Aku : bener lah
Aan : yaudah sana
Aku menghampiri motor tapi……
Aku : an! Helmku mana?
Aan : cari sendiri

Saat itu aku dikerjai habis-habisan mulai dari tas, sekarang helm. Pas hujan pula. Sehingga kami semua di luar masih mengenakan mantol.

Aku : an pinjam helmmu ya
Aan : ehhhh

Aku berlari dari kejaran aan. Helmnya pun aku sembunyikan balik sehingga kami masih juga diluar hujan-hujan dan tak kunjung pulang.

Mengingat masa kecil main polisi dan penjahat. Akau pun dijadikan sebagai penjahat satu-satunya. Dan mereka aan, arif, majid dan judup sebagai polisi yang ingin menangkapku untuk diikat seperti arif dulu.

Akhirnya kejar-kejaranpun terjadi, walau hujan deras kami masih berlarian di kompleks. Seperti tak pantas disebut anak sma, lebih pantas disebut anak sd mungkin. Karena hujan dan dingin kami lebih mudah lelah. Tak lama mereka pun dapat menagkapku. Secara aku kalah jumlah.

Aku diarah menuju suatu pohon. Diikatlah aku disitu. Dengan masih memakai seragam pramuka aku diikat. Mereka memaksaku untuk melepas mantol. Sehingga mereka puas untuk menyiramku dengan tepung. 

Dan untuk pertama kalinya ulang tahunku yang ke 17 diberikan hal yang begitu berkesan dari mereka. Hampir setengan jam menurutku. Mereka bermain air dan tepung. Tak lupa mereka mengambil fotoku ketika sedang terikat. Dengan puasnya mereka tertawa.

Setelah cukup bersenang-senang akhirnya mereka membebaskanku. Tapi aku tidak segera pulang karena harus membersihkan dulu pkaian yang terkena tepung dan rambut karena lengket terkena air. 

Setelah semua beres aku dan aan bertukar helm. Ternyata hlmku basah. Helm aan pun sama. Jadi impaslah kita. Sebelum pulang ternyata kami masih diberikan the oleh orang tua jusup, sungguh baik mereka, tak seperti anaknya, 

Setelah selesai bercanda dan semua beres. Kami saling bermaafan. Mungkin sebagai formalitas saja. Namun entah kenapa setelah itu aku sangat senang setelah menjalankan rencana mereka dan berhasil menjebakku. Karena mungkin tidak semua orang bisa memiliki teman seperti mereka, dan tidak mungkin memiliki pengalaman yang sama seperti yang aku alami.

Aku : aku pulang ya
Aan : iya. Maaf loh tadi
Aku : iya-iya
Arif : besok jangan lupa berangkat
Aku : insyaallah
Arif : untung gak diarak kaya aku dulu
Aku : itu kan salahmu mau-maunya diarak
Arif : yang selanjutnya aja yang diarak
Aku : nunggu tanggal mainnya.

Kami pulang bersama. Aku pun bersama majid. Karena satu jalur. Walaupun pakaianku sudah basah semua tapi aku tetap menggukan mantol. Ya untuk jaga-jaga sekalian formalitas kalau hujan pakai mantol. Padahal sudah basah semua.
 
Tin tin

Aku : duluan jid
Majid : yoi

Kami berpisah di pertigaan tugu. Dia lurus aku ambil kanan. Dari situ rumahku sudah dekat. Dan sampainya dirumah ternyata semua tidur. Karen dingin mungkin. Aku segera mandi dan tak berbicara apa-apa.

Hampir magrib aku teringat sesuatu. Flashdisk. Aku mencarinya semoga tidak rusak. Karena kemungkinan tasku terkena air. Cek satu persatu setiap folder, dan aku menemukan apa yang dia berikan.

Ini pertama kalinya untukku saat ultah diberi suatu hadiah, walaupun tidak berwujud benda tapi kenangan. Sebuah video tentang perjalanan kita. Walaupun sederhana. Aku tetap menghargainya.
Ada sebuah pesan di akhir video dan itu mungkin kata kak terakhir untukku.

Setelah kejadian itu aku mencoba tidur secepat mungkin. Namun saat keesokan harinya ternyata aku tetap demam. Walaupun tidak sampai parah. Aku siap-siap seperti biasa. Namun sbelum berangkat.

Aku : aku berangkat pakai helm bapak ya?
Ibu : iya, ambil saja. Helmmu kenapa?
Aku :kena air kemarin
Ibu :kalau parkir yang bener
Aku : iya, sudah bener kemarin

Sebelum berangkat ternyata ibuku mengecek helmku.

Ibu : kok basahnya kayak gini?
Aku : temen-temenku
Ibu : kok bajunya kena tepung semua
Aku : ada acara kemarin
Ibu : oh iya. Kemarin ultah mu kok ya
Aku : yahh. Telat

Entah kenapa begitu konyol. Memang keluargaku tak terlalu mempedulikan acara ulang tahun. Dan aku juga baru kali ini di buatkan acara dengan semua teman-temanku yang begitu berkesan.  Setelah itu aku berangkat dan memulai aktifitas seperti biasa ditambah demam yang sekarang menemaniku.

Terimakasih untuk semua yang memberika kejutan saat itu aan, arif, majid, dan jusup tak lupa denganmu yang memberikan hadiah dan ucapan ulang tahun yang pertama saat itu. pesan yang di akhir video yang akan selalu aku ingat agar bisa terus maju dan berbakti kepada orang tua. Terimakasih telah memberikan rasa dalam membuatnya.dan juga mungkin kata kak terakhir untukku. Terima kasih

[TYO]

Share:

Pesan Bagian 2





Satu persatu pelajaran sudah selesai . sampai pada jam 11 biasanya. Karena sekarang hari jumat. Entah kenapa saat itu teman satu kelompok tidak seperti biasanya. Mereka kumpul di depan kelasku ya ipa 2. Padahal hari jumat. Biasanya kami segera kemasjid tapi karena ada acara mungkin. Sehingga mereka kumpul disini, dan apa yang mereka rencanakan pun aku tidak tahu.

Sebenarnya saat itu aku ingin kabur saja agar tidak dijahilin kalau ada acara ultah. Tapi teman-temanku tanggap. Tasku disembunyikan. Jadi aku pun tak bisa pulang cepat. Mereka ternyata sudah merencanakan jauh-jauh hari. Tapi saat itu juga dia juga masih di kelas bersama nindy. Entah ada acara atau apa.

Di memang yang pertama mengucapkan untukku. Dan dikelas pun sama. 

Aku : kok tumben belum turun?
Ferza : masi nunggu-temen-temen
Aku : mau kemana?
Ferza : ada deh
Aku : lah. lha temanmu mana?
Ferza : baru di kelas sebelah kok
Aku : oh

Saat itu posisiku berada di dalam kelas dengan dia. Dan anak-lain diluar dan pintu pun di kunci dari luar. Memang meraka paling tau kalau membuat acara seperti ini. Dia mencoba membuka pintu tapi tak berhasil. Aku saja juga tidak bisa apalagi dia sebagai cewek.

Aku : udah jangan dipaksa. Ntar sakit loh tangannya
Ferza : iya deh iya
Aku : buru-buru po?
Ferza : enggak sih
Aku : tunggu aja sampai masjid azan
Ferza : eh bukannya harus jumatan ya
Aku : lha iya. Entah temen-temen diluar itu

Pada setiap hari jumat memang dia mengenakan kerudung yang berbeda dari hari biasa. Dan itu membuat dia terlihat berbeda dengan hari-hari biasanya

Aku : eh, za kamu berbeda kalau jumat
Ferza : beda apanya
Aku : kamu punya kerudung seperti itu berapa?
Ferza : lha kenpa?
Aku  : ya gapapa. Pantesan pakai itu kok. Kelihatan beda
ferza : biasa kok

Setelah menunggu waktu yang cukup lama mereka pun menyerah. Karena mereka hanya melihat kami yang ngobrol dari kejauhan berdua, mungkin mereka malah bosan. Dia segera keluar dengan sudah ditunggu nindy. Aku masih didalam kelas. Sibuk mencari tas.

Aan : woi. Cari apa?
Aku : tasku mana?
Aan : apa tadi bawa tas?
Aku : eh. Kamret. Bawalah.
Aan : nanti aja carinya. Ayo kemasjid
Aku : masjid sekolah aja ya
Aan : iya-iya

Aku turun dengan aan. Yang lain sudah duluan. ternyata mereka sedang memindahkan tasku disuatu tempat. 

Aan : eh. Nanti jadi ta?
Aku : jadi apa?
Aan : baru tadi pagi loh
Aku : iya-iya
Aan : sip
Aku : tapi hanya yang tadi aja loh. Jangan ajak yang lain
Aan : lebih banyak lebih baik
Aku : kebanyakan bikin sakit
Aan : sakit hati
Aku : anak cinta

Sampai dimasjid aku bertemu mereka yang telah mngunciku tadi.

Aku : mana tasku jid?
Majid : aman kok. Nanti pulang lak tau
Aku : hmm

Setelah itu kami melaksanakan sholat jumat. Bersama kebanyakan dari kelas satu. Karena mereka ada ekstra pramuka. Kami yang sudah kelas tiga bebas.

Majid : eh gung. Milih diiket gak usah traktir makan. Atau traktir makan tapi tempatnya kami yang cari?
Aku : aku pulang aja kalau gitu
Majid : beneran ini
Aku : pasti ujung-ujungnya diiket juga
Majid : gak kok. Cuman kemungkinan
Aku : nah. Meragukan
Majid : pilih mana?
Aku : makan aja 

Kami berdiskusi tempat. Tapi akhirnya mereka sepakat didekat sekolah saja makannya. Aku setuju. Karena mungkin uang seminggu jajan tak masalah. Fufufu. Disitu ada aku, aan, arif, jusup, majid. Kami memesan makanan yang sama sehingga jumlah pengeluaranku bisa terkontrol. 

Aan : habis ini kemana?
Aku : pulang lah
Aan : hujan-hujan mau pulang?
Aku : ya aku bawa mantol
Aan : tasmu gimana?
Aku : gausah bawa tas
Aan : emang belum di kasih tau
Aku : belum kih.
Aan : yaudah nanti ikut aja.
Aku : hmm

Saat itu moodku baru tidak baik. Karena tasku belum juga diketemukan. Dasar. Aku dulu aja tidak sampai gini. Terlalu tega mereka.

Share:

Pesan Bagian 1





Jumat, 05 Februari 2016

Hidup itu pilihan mau senang atau pun susah. Setelah melewati banyak masa sampai sekarang yang tak terasa sudah berumur 17 tahun. Banyak yang bilang kalau ini sweet seventeen. Tapi bagiku sama saja. Malahan umur kita bertambah pendek dan perlu kita ingat tentang adanya kematian, sehingga kita perlu mengoreksi hal-hal yang perlu diperbaiki di masa lalu. Dan perlu berdamai dengan masalalu. Tak memulu menyesalinya.

Hari ini merupakan hari ulang tahunku. Ya yang ke 17. Seperti yang lainnya setelah berumur 17 kita diharuskan segera membuat ktp, sebagai tanda bukti kewarga negaraan. Selang satu hari setelah aku berumur 17 aku pun segera membuatnya, tak lupa sekalian membuat sim C untuk lisensi kendaraan.

Sebelumnya memang aku tidak memiliki lisensi berkendara tapi sudah pulang pergi rumah kesekolah dan tak pernah tertangkap razia. Jangan sampai. Namanya anak dimasa itu, pasti juga banyak anak-anak yang  lain yang seperti itu.

Banyak hal yang telah aku lewati di usiaku yang sudah 17 tahun. Aku belajar banyak hal seperti pertemanan, membentuk suatu kepercayaan dengan sesama dan juga tak lupa tentang cinta. Pasti setiap orang pernah merasakannya. Entah itu sadar atau tidak. 

Namun akhir-akhir ini banyak kasus yang menjebak kita dalam pusaran cinta yang semu dan penuh drama. Tapi tak sedikit juga yang berhasil menjalin cintanya yang berawal dari masa ini. Masa SMA. 

Setelah 17 tahun kita dianggap sudah dewasa bagi kebanyakan orang. Tapi benarkah? Karena menurutku umur hanya lah angka. Sedangkan kedewasaan mencerminkan sebuah sikap yang kita ambil. Bisa jadi kita umur 25 namun masih juga menghawatirkan hal-hal yang tidak perlu seperti kita masih SD, atau SMP yang sebenarnya itu masalah sederhana. Ada juga yang masih muda tapi mampu menyelesaikan permasalahan orang dewasa. Dan ini lah yang disebut kedewasaan.

Apalagi soal cinta. Cinta seperti perasaan yang abstrak. Abu-abu menurutku. Tidak benar juga tidak salah. Dalam hal ini perasaan dan ego kadang bersebrangan. Jika salah satu menekan egonya sendiri maaka tak lama cina itu pasti akan pudar. Kesalahan-kesalahan yang sederhana bisa jadi besar jika cinta sebagai alasannya.

Permasalahan soal cinta mungkin tidak akan selesai jika kita terlalu cinta kepada manusia hingga lupa cinta kita kepada tuhan.

Pagi itu mendung. Bulan februari merupakan bulan musim hujan, setelah bulan januari hujan sehari-hari maka februari seharusnya curah hujan sudah berkurang. Namun berbeda untuk hari ini. Entah kenapa pagi ini begitu suram. Hingga aku malas berangkat kesekolah. Sebenarnya aku tidak tahu apa yang akan terjadi didalam kelas nanti. 

Pada perayaan ulang tahun sebelumnya teman kelompokku arif mendapatkan kejutan dari kami dengan diikat disebuah pohon dan sisiram air tak lupa dengan taburan tepung. Dan hal yang paling mengena menurutku saat diarak melewati SMK sebelah sekolahku. 

Kami sengaja berjalan lambat agar dilihat oleh sekolah lain yang saat itu bertepatan dengan jam pulang. Setelah itu sampai SMA untuk mengambil motornya pun masih di beri kejutan. Dia harus berjalan melewati adik tingkat dengan pakaian yang serba putih kearena terkena tepung. Bagai mana malunya saat itu.

Rencana itu hanya aku lakukkan dengan aan. Akankah hari ini ulang tahunku juga akan dibalas seperti arif dulu. Ya entah lah.

Berangkat pagi bukan suatu pilihan. Namun karena ada tugas yang belum selesai maka berangkat pagi merupakan suatu pilihan. Karena sering SKS system kebut semalam tapi belum kelar juga.

Setelah persiapan aku segera berangkat dengan hati sedikit cemas. Tapi sebelumnya memang malamnya mereka tidak membehas soal ulang tahun atau apa. Dan semua media social aku hidden dari public,sehingga tidak akan ada yang menemukannya.

Sampainya dikelas ternyata sudah ramai. Semua kelompokku sudah datang. Aan, arif, jusup dkk. Wah tumben mereka kompak. Setelah duduk dibangkuku ternyata aku tidak sadar kalau di papan tulis ditulis namaku yang sedang ulang tahun. Menurutku ini baru awal. 

Aku : sapa yang tadi nulis?
Aan : apaan?
Aku : sok gak tau kih
Aan : apa loh. Spidolnya aja gaada mau nulis pakai apa?
Aku : masa setiap hari ambil gak ada. Sekalian mana penghapusnya?
Aan : entar aja kalau sudah masuk aku kasih
Aku : kampret
Aan : yang bawa bukan aku klo itu
Aku : hmm

Aku kembali kekelas dengan mensobek selembar buku untuk menghapus tulisan dipapan. Walaupun tak terlalu sempurna tapi sudah cukup untuk menghapus namaku.

Arif : makan-makan
Aku : gak ada uang
Arif : motornya aja di gadai
Aku : tapi ntar pulang pakai motormu ya
Arif : lha mau diiket kaya aku dulu atau makan-makan?
Aku : gak pilih dua-dunya kalu gitu. Jusup gak boleh ikut
Jusup : lha napa?
Aku : pas arif ultah lha gak ikut
Jusup : lahhh. Kalau aku ultah tak bayarin wes
Aku : beneran ya?
Jusup :iya
Aku : kamu bayar aku yang cari tempat
Jusup : pasti yang mahal-mahal
Aku : cukup SS kok. Yo gak
Aan : iya sup. SS cukup
Jusup : uangu satu minggu
Aan : kan satu tahun sekali
Jusup : yang penting nanti agung dulu yang bayarin
Aku : iya-iya.

Sudah menjadi adat mungkin. yang ultah gak di kasih kado malah minta di traktir makan. 

Share:

Sosial Media

Hai! Nama saya Agung Prasetyo N dan biasa di panggil Agung. Saya masih seorang pelajar di SMA. Saya berasal dari Boyolali. Read More..

Total Pageviews

Blog Archive

Entri Terbaru