Otak Bocah




Oh iya kembali kemasa waktu masih kelas satu ada hal unik yang aku alami walau penyebabnya hanya hal yang sepele menurutku. Saat itu di SMP ada pelajaran TIK dan itu salah satu pelajaran yang paling banyak disukai. Karena pada masaku computer merupakkan barang yang modern dan canggih, belum banyak yang bisa menggunakan juga. Walaupun kala itu OSnya masih Windows XP namun bagi kami sudah cukup. Pelajaran TIK di kelasku dimulai dari jam ke tiga dan berakhir di jam ke empat dan setelah itu langsung istirahat.
 Hal unik terjadi ketika kami mempelajari aplikasi Paint, yaitu salah satu aplikasi grafis free hand yang  sederhana yang kami pelajari waktu itu, setelah hanya mempelajari aplikasi pengolah kata seperti MS Word atau presentasi seperti MS Power Point. Walaupun kami masih mengalami kesulitan di kedua aplikasi tersebut karena mengejar materi maka langsung dilanjutkan ke aplikasi grafis.
Komputer dilab sekolahku tidak semua dapat digunakan. Sehingga kami perlu bergantian untuk praktik atau mencoba menggunakan aplikasi yang diajarkan. Saat itu aku perlu menunggu giliran untuk mencoba aplikasi Paint, dan aku harus bergiliran dengan temanku Rifki.
 Guru :”Oke untuk hari ini sudah cukup. Karena masih ada waktu luang kalian boleh mencoba aplikasi yang bapak ajarkan tadi.

All :”Baik pak.”
Guru :”Karena komputernya belum mencukupi. Maka kalian harus berbagi dengan teman kalian.”
All :”Okok”
Aku :”Eh rif kamu duluan yang pakai. Aku nanti habis kamu ya?”
Rifki :”Oke bro”
Setelah 15 menit
Aku :”Rif. Sekarang giliranku”
Rifki :”Apasih kamu. Baru asik ini”
Aku :”Eh jangan gitu. Tadi sepakat setengah-setegah”
Rifki :”Taunih baru seru ini”
Aku :”Yah gentian” aku coba menjahili ketika sedang membuat suatu objek
Rifki :”Mau berantem kamu?” nada tinggi
Aku :”Ayo. Kapan?”
Rifki :”Nanti sepulang sekolah dihalaman belakang”
Aku :”Oke” sambil meninggalkan ruang lab.

Entah kenapa saat itu aku sangat emosi. Sehingga tidak dapat berfikir secara jernih. Karena aku langsung menyanggupinya. Pikiran bocah SMP yang masih suka berkelahi untuk menyelesaikan suatu masalah.
Setelah bunyi bel sekolah menandakan waktunya pulang. Aku bercerita saat itu dengan beberapa teman dekatku kalau nanti pulang sekolah ada yang memberikan tantangan setelah pulang sekolah dibelakang sekolah, namun tidak aku beritahu dengan siapa. Aku memintanya untuk menemaniku dan dia mau. Setelah aku tunggu kira-kira satu jam ternyata dia tidak muncul, aku putuskan untuk segera pulang karena kondisi sekolah sudah sangat sepi waktu itu. Dan aku baru memberitahu kalau yang menantangku tadi Rifki.
 Hal aneh terjadi keesokan harinya, saat aku berangkat Rifki sudah berangkat duluan dan dia di depan kelas, ternyata dia menyapaku, dan segera aku sapa balik. Betapa konyolnya waktu masih bocah, masih belum bisa mikir jauh kedepan apa dampakna, dan semua langsung diselesaikan dengan berkelahi, sungguh konyol saat itu.
Share:

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

Sosial Media

Hai! Nama saya Agung Prasetyo N dan biasa di panggil Agung. Saya masih seorang pelajar di SMA. Saya berasal dari Boyolali. Read More..

Total Pageviews

524881