Ferza
(Kamu dimana?)
Aku
pun segera membalasnya
Aku
(Dimasjid)
Aku
menuju serambi masjid entah kenpa aku menuju kesitu. Dan ternyata dia datang
Ferza
: katanya dimasjid terus
Aku
: tadi liat bentar diatas bareng mereka
Ferza
: oh, flashku udah belum?
Aku
: udah. Bentar ya aku ambil
Aku segera cek flash yang baru aku taruh
didalam tas.
Aan
: cari apa gung?
Aku
: flash putih
Aan
: gak ada tutupnya?
Aku
: kok tau?
Aan
: dibawa jusup
Aku
: kampret. Dimana dia?
Aan
: gak tau
Kembali menuju teras dengan tak
membawa apa-apa.
Aku
: maaf za. Flashmu dibawa jusup ki. Filenya penting gak?
Ferza
: eh enggak kok
Aku
: beneran?
Ferza
: bener.
Aku
: yaudah. Mau lihat lagi kesana?
Ferza
: iya. Sama kamu ya?
Aku
: kok aku? Lha temen temenmu?
Ferza
: udah, tadi udah pada aku bilangin
Aku
: hmm dasar. Yok
Kami pun berjalan berdua. Dan
sampailah kami ditempat dimana aku tadi melihat dengan teman-teman.
Aku
: disini aku tadi pas lihat sama temen-temen
Ferza
: pantesan aku gak lihat. Aku tadi dibawah.
Aku
: wah cariin ya?
Ferza
: apaan enggak. Eh foto yuk
Aku
: kemarin kan udah
Ferza
: beneran gak mau nih?
Aku
: sekarang bedaya, pakai lensa
Ferza
: punya pak puh(pamannya) kok
Kami pun berfoto bersama untuk kedua
kalinya. Walaupun gak jelek jelek amat. Tapi masih juga banya jeleknya.sampai
sampai kami berdua ketahuan dengan aul dan anjas. Kami berdua langsung diam.
Aul
: loh diem-dieman?
Aku
: nonton ul
Aul
: alasan gung. Njas foto kayak mereka yuk?
Anjas
: kamu ki ikut ikutan
Aku
: sip njas
Aul
: agung ki kenapa
Aku
: kok aku.
Kami pun melihat konser itu.
walaupun tak begitu menikmatinya, namun aku menikmati saat itu, bisa bersamanya
berdua, tampa ada rekayasa, tapa ada pemaksaan hanya ada ketulusan dan sampai
lah sore itu.
Aku
: cari minum za
Ferza
: ikut ya
Kami
pun berjalan menuruni tangga. Aku tahu ada tempat dimana dia difoto setelah
tampil panggung acara.
Aku
: tadi yang fotoin siapa?
Ferza
: foto apa?
Aku
: tadi disini (nunjuk tempat)
Ferza
: aul tadi
Aku
: cantik loh tadi
Ferza
: jelek kok
Aku
: yang cantik yang ngefoto
Ferza
: oh, jadi cantikan yang ngefoto yang bukan aku yang difoto.
Dia
pun berjalan dengan sedikit cepat dariku menuju kantin setilah sampai
ternyata minumannya semua habis. fufufu. Dan mungkin dia masih marah soal itu
tadi. Tapi memang mukanya tak bisa berbohong kalau dia hanya dibuat-buat. Aku
pun memulai.
Aku
: ninggal nih.
Ferza
: biarin
Aku
: tadi cantik kok yang difoto. Bukan yang menfotokan loh ya. beneran ini
Dia pun membalikkan wajahnya dan
menghadapku dengan muka yang sedikit merah dan dia malah berjalan lebih cepat.
Dasar ini nak batinku.
Saat
sampai atas ternyata semua temanku yang ada di base juga ada di situ melihat
konser.
Aan
: oh, jadi kalian menghilang berdua tadi. Gak inget temen?
Aku
: biasanya gimana an?
Aan
: tenang. Tak akan tersebar kok.
Memang hubungan kami masih dipertanyakkan. Karena
memang dari awal aku sudah mengatakkan kepadanya kalau aku tidak akan pacaran.
Dan dia bisa menerima itu menurutku. Tapi semuanya kembali kepada keputusannya
kelak.
Aku menghabiskan sore bersamanya
hingga kami foto berdua dibawah dibantu teman-teman ceweknya. Entah apa yang
aku pikirkan waktu itu.
Sore ini begitu berbeda, begitu
cepat bagiku. Mungkin belum cukup bagiku untuk berpisah pulang kerumah
masing-masing. Aku ingin lebih lama dengannya. Namun aku tak mampu untuk
menolak sore yang akan berubah jadi malam. Karena itu sebuah keharusan.
[TYO]
0 komentar:
Post a Comment