Harapan Bagian 2





Aku : buk keluar dulu ya. ada tugas
Ibu : kemana?
Aku : kota bu
Ibu : jangan sore-sore
Aku :iya
Ibu : katanya hari ini libur?
Aku : dadakan ini
Ibu : yaudah. Langsung pulang jangan main kemana-mana. Hampir un
Aku : iya

            Memang saat itu waktu-waktu bagi kami untuk lebih giat untuk belajar persiapan un. Tapi mungkin ini merupakkan minggu terakhir bagiku untuk tidak keluar lagi sampai setelah un. Aku memacu motor secepat mungkin. Walaupun masih dengan batas aman. 80-100 km/jam cukup bagiku. Karena memang jalannya yang sepi dan juga hanya satu-satunya. 

Ternyata perkiraanku salah. Aku tak begitu cepat untuk sampai. Butuh satu jam untuk sampai tiba dirumah anjas.

Aku : yo. Njas
Anjas : lama, kamana aja?
Aku : baru juga aku bangun pas aku chat tadi
Anjas : hmm pantesan.
Aku : eh. Aul, ferza dah disini ta?
Anjas : udah. Tuh didalam. Masuk
Aku : iya-iya

            Seperti biasa kami masih malu-malu. Walaupun kami sudah sering membuat tugas bersama. Tapi perasaan ini memang tak bisa berbohong. Aku merasakan hal aneh setiap aku didekatnya. Menatap matanya punaku tak berani. Dan mungkin sampai saat ini akau belum juga menemukan rasa yang sama. ya perasaan aneh itu ketika aku sedang didekatmu. Namun kali ini aku sanagat ingin bertanya.  Apakah kamu merasakan juga waktu dulu? Bagaimana rasanya? Tak dapat dijelaskan buka? Apa kamu sudah menemukan rasa itu, rasa yang sama dengan orang yang berbeda?

            Wah. Sampai mana ini. Sampai-sampai disesi tamatnya cerita ini. Spoiler dikit.

            Saat itu kami masih malu-malu untuk saling berbicara. Walaupun sering digoda anjas dan aul. Ibaratnya kami berdua saat itu sedang terkena jebakan hingga kami dibuat salah tingkah dirumah anjas. 

Aku : njas. Kapan kesananya?
Anjas : sekarang. Nunggu aul baru siap-siap.
Aku : motornya gimana?
Anjas :salah satu tinggal sini saja.
Aku : aku sama kamu?
Anjas : gak alah.
Aku : ehhhh

            Akhirnya semua persiapan selesai. Aku pun berdiskusi dengan ferza.

Aku : katanya nanti kamu sama aku ki. Ini mau pakai motor sapa?
Ferza : terserah deh
Aku : lah. kok terserah, tak suruh jalan nanti.
Ferza : ya gak gitu juga kali. Suit lagi po?
Aku : ok. Jadi inget dulu kan
Ferza : masih inget ta.
Aku : inget lah.

Kami pun suit. suit pertama aku menang tapi dia tak terima. Akhirnya kami memutuskan untuk tiga kali percobaan. Ternyata dia memang sunggunh-sungguh. Dan akhirnya aku kalah telak 2-1. Entah hanya hoki atau apa. Akhirnya di pun memutuskan untuk menggukan motornya. Karena katanya aku didepan. tapi ya ga lucu juga kalau aku yang dibelakang. Hmm.

Aul : eh gung. Pas dari sini aku tak sama ferza dulu ya?
Aku : lha napa?
Aul : alah gapapa. Nanti gentian kok
Aku : ntar ketahuan ya?
Aul : hush. 

            Aul pun bersama ferza dan aku bersama anjas. tak ada satu kilo ternyata aul menepi.

Aul : ini gung
Aku : lah. katane?
Aul : udah. Lak boncengan. Ntar kami tinggal loh
Aku : gak tanggung jawab ki

            Ternyata hanya akal-akalannya aul karena ia tak mau kalau keluarganya anjas tau. Padahal dia sudah sering main bersama. Tapi entah lah. akhirnya aku bersama ferza. 

Aku : kamu kok tau acara ini?
Ferza : kemarin aku sudah diskusi sih dengan aul.
Aku : jadinya gimana?
Ferza : ya kita mau buat bareng.
Aku : dan pasangannya?
Ferza : klo itu aul sih sebenarnya yang buat rencana
Aku : oh jadi aul milih aku gitu
Ferza : gak mau ya? aku bilangin aul entar.
Aku : eh. Mau kok.
Ferza : emang buat dimana?
Aku : kamu gak tau?
Ferza : tau sih namanya. Tapi gak tau tempanya.
Aku : sama kalau gitu. Ya moga aja gak salah jalan. biasanya anjas gitu.
Ferza : udah. Percaya aja.
Aku : iya ya.

            Kami perlu bertanya beberapa orang. Karena gps belum terlalu populer saat itu, sehingga bertanya merupakan cara terbaik. Setelah dua orang yang telah menunjukan jalan, akhirnya kami sampai. Candi cetho. Ya, katanya dulu ada cermin diatasnya. Dan jika dilihat dari bawah pun kelihatan, tapi untuk saat ini sudah tidak ada. Entah apa yang terjadi. 

            Setelah mengisi daftar kunjungan, akhirnya kami siap untuk mengambil gambar untuk membuat tugas undangan. Saat itu dia menggenakan dress warna merah muda, dia terlihat begitu cantik saat itu. dan aku mengenakan batik.

            Sebelumnya kami harus menungggu pengunjung lain untuk bergiliran mengambil gambar. Sampai saat itu pukul 11. Kami beristirahat di pinggiran candi. Sambil ngobrol tentang tugas besok. Dan akhirnya aku juga yang mendisainnya. Setelah semua dianggap beres kami pun berencana balik.

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Sosial Media

Hai! Nama saya Agung Prasetyo N dan biasa di panggil Agung. Saya masih seorang pelajar di SMA. Saya berasal dari Boyolali. Read More..

Total Pageviews

Blog Archive

Entri Terbaru