Perawat
: jatuh dimana mas?
Aku
: jalan setelah ….. mau ke kebun strawberry bu
Perawat
: sama dua orang ceweknya ya?
Aku
: iya bu
Perawat
: kalian itu masih muda
Aku
: tugas sekolah kok bu
Perawat
: rumahnya mana?
Aku : saya di ……
Perawat
: ohh. Jauh ya?
Aku
: lumayan dari sini, satu jam lebih.
Perawat
: sudah punya sim?
Aku
: sudah
Perawat
: yasudah. Berbaring disana ya? saya bersihkan dulu
Aku
: baik bu.
Aku membaringkan diriku diatas
tempat perawatan. Pikiranku hanya focus kesatu orang saat itu. ya dia. Dia
menunggu dipintu masuk. Tak berani masuk katanya.
Perawat
: masnya kuat ya. lukanya dalem loh
Aku
: apa iya bu?
Perawat
: iya ini. Jadi agak susah ini. Tapi bisa kok sedikit sakit. ditahan ya.
Aku
: iya.
Rasa sakit itu tak aku rasakan.
Mungkin urat sarafku sudah putus atau apa. Pikiranku melanyang hanya untuk satu
orang.
Perawat
: gak nangis mas?
Aku
: gak lah bu. Dia aja gak nangis. (sambil nunjuk ferza )
Perawat
: kalau mau nangis gapapa kok mas. Karena saya yakin tadi sakit
Aku
: gak lucu bu kalau nangis sekarang.
Perawat
: bisa aja masnya. Sudah. Silahkan turun.
Sekarang untuk obatnya.
Aku
: baik bu.
Aku
tahu perawat itu sedang menenangkanku dengan sedikit bercanda. Aku memnghampiri
meja perawat dengan obat yang sudah disediakan.
Perawat
: nanti sampai rumah langsung suntik titanus ya mas.soalnya itu dalem tadi .
dan ini obatnya diminum rutin ya.
Aku
: berapa bu
Perawat
: ……..
Aku
: terimakasih bu.
Perawat
: iya. Hati-hati mas
Aku lupa berapa nominalnya. Sampai
akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Sampainya dikota ada-ada halangan. Motor
aul bannya bocor. Akhirnya aku diantar anjas untuk sampai rumah om aku yang ada
di kota. Dan motorku yang ada dirumah anjas mau diantarkan.
Sampai rumah om aku segera ganti
pakaian dengan celana pendek. Karena ternyata ada darah yang masih menetes dan
segera aku bersihkan. Entah kenapa aku masih sempat untuk memindahkan file
fotonya tadi.
Anjas
: udah lah gung istirahat aja. Jangan sok kuat gitu
Aku
: alah, gapapa, penglaman pertama kok. Yang penting dia gapapa kalau aku
Aul
: udah. Pikirin kakimu dulu aja. Besok berangkat ya?
Aku
: doakan bisa berangkat ya.
Aul,ferza,
anjas : amin.
Anjas
: aku pamit ya.
Ferza,
aul : aku pamit juga ya
Aku
: eh iya. Hati-hati ya. eh maaf za jadi batal. Kapan-kapan ya.
Ferza
: iya. Cepet sembuh ya
Aku
: iya
Akhirnya aku dirumah sendiri. Dan
ketika itu ada tamu yang berkunjung. Ya bu peni.
Tok
tok tok
Bu
peni : bu mis ada?
Aku
: baru di rumah embah itu
Bu
peni : oh yaudah. Eh kamu kenapa? Kakimu? Habis jatuh ya? udah di kompres. Bu
mis sudah tau?
Akhirnya
bu peni lah yang pertama kali tau. Dengan panik dia mengompres kakiku, dan segera
menghubungi keluargaku dan bulek.
Setelah satu jam ternyata bulek dan
ayahku datang, dan aku tidak ditanya apa-apa. Hanya lukaku di lihat. Dan
langsung dicarikan dokter untuk suntik titanus. Ternyata untuk stau kali suntikan
tidaklah murah. Setelah itu aku segera beristirahat dirumah om dan baru lah aku
ditanya berbagai hal.
Saat itu juga kakakku juga pulang
dari kuliah setelah mendengar kabar kalau aku jatuh. Yah. Dan dia mengurusku
untuk beberapa hari.
Saat malam hari aku mencoba
menghubunginya. Namun jawabannya hanya datar. Mungkin dia perlu waktu untuk
sendiri. Karena besok senin dan tak mungkin aku naik motor atau pun jalan
sampai sekolah. akhirnya aku menghubungi aan.
Aku
: an. Bisa minta tolong gak?
Aan
: tumben
Aku
: beneran ini
Aan
: apaan?
Aku
: besok jemput aku dirumah om ya?
Aan
: kenapa?
Aku
: habis jatuh aku.
Aku ceritakan semua kejadian saat
aku jatuh, dengan siapa aku jatuh, semuanya. dan akhirnya dia mau untuk
mengantarkanku berangkat dan pulang. Aan merupakkan teman yang sangat berharga
bagiku. Sudah seperti saudara menurutku. Aku pun dekat dengan keluarganya,
karena memang sering main kesana.
Karena hal ini sudah terjadi.
Mungkin untuk saat itu merupakan saat terakhirku untuk bisa menghbiskan waktu
bersamamu. Mungkin kita bisa bersama menuju tempat itu kelak. Entah kapan. Aku
pun tak tahu. Tak ada salahnya bukan memiliki harapan itu.
0 komentar:
Post a Comment