Prolog




Tak kenal maka tak sayang. Kata siapa coba. Eh.  Oh iya namaku Agung Prasetyo N sering di panggil Agung bisa juga Tyo. Ada filosofinya sih yang panggilan terakhir, tepatmya waktu aku masuk bangku SMA bertepatan saat kelas dua. Aku anak ke 2 dari 3 bersaudara. Dan aku anak cowok sendiri dari kedua saudariku. Tau lah jadi cowok sendiri diantara dua cewek kalau dirumah, seperti mahluk asing ketika dirumah karena memang sifatku paling berbeda dari dua saudariku yaitu aku paling pendiam dari mereka berdua. Pada kesempatan kali ini aku ingin bercerita tentang kisah kehidupanku ketika masih bersekolah, yaitu semasa masih SMP. Dan akan aku lanjutkan hingga ke jenjang SMA pada kisahku yang selanjutnya. Dan mungkin hingga kuliah jika sempat.
Awal kisahku bermula ketika aku masih SD yaitu saat kelas enam. Karena dari kelas satu hingga kelas lima bagiku masa sekolah yang biasa saja, seperti dilakukkan anak lainnnya. Maka aku skip hingga aku mengikuti  Ujian Nasional atau sering disebut UN. Waktu itu pada saat Ujian Nasional untuk pertama kalinya ditahun ajaranku dikenakan paket atau kode soal yang berbeda-beda, katanya sih buat mengurangi tingkat kecurangan siswa. Namun bagiku sama saja jika tidak didasari kesadaran oleh para siswanya. Karena tindakan kecurangan didukung pleh kesempatan juga niat, sehingga bagiku hanya sedikit mengurangi. Fakta dilapangan berkata demikian.
Banyak juga cara-cara yang dilakukkan oleh siswa untuk berbuat curang, malahan membuat siswa menjadi lebih kreatif dalam berbuat kecurangan karena aku sendiri dulu juga melakukannya. Mungkin sudah menjadi naluri setiap siswa ketika mendapat kesempatan. Walaupun masih SD. Mungkin karena dorongan untuk ikutan dengan teman-teman. Dulu waktu SD saat ada ujian semester biasanya aku mendapat peringkat 3 besar dari 11 siswa. Karena memang SD temapatku tergolong sedikit peminatnya. Karena aku tidak bersekolah di negeri namun di Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau setara SD.
 Hari pengumuman Ujian Nasional pun tiba. Hari-hari yang ditunggu oleh para siswa yang mengikutinya. Namun saat itu aku sangat terkejut karena tidak mendapat peringkat. Lima besarpun tidak, dan parahnya lagi yang biasanya langganan rank satu pada saat ujian semester juga tidak mendapat peringkat di Ujian Nasional. Memang kadang hasil tak sesuai harapan itu ada. Malahan teman-temanku yang jarang mendapat peringkat semester mendapat rank 5 besar di Ujian Nasional, seperti Ridwan dia sampai mendapat nilai sempurna yaitu 100 di mata pelajaran matematika. Dan itu sangat konyol bagiku. Karena dia saja dulu juga bertanya kepadaku saat ujian matematika, mungkin bukan keberuntunganku.
 Setelah melihat hasil ujian itu aku mulai berpikir kalau Ujian Nasional itu hanya masalah hoki atau  keberuntungan karena semua soal pilihan ganda, jika ngawur tapi pas dengan jawaban yang benar berarti itu bonus bagi dia dan keberuntungan baru berpihak dengannya. Namun ada kemungkinan yang kedua yaitu karena memang dia anak yang pintar. Katanya sih orang pintar kalah dengan orang bejo. Kata banyak orang juga begitu, kalau doa itu biar bisa dapat bejo.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Sosial Media

Hai! Nama saya Agung Prasetyo N dan biasa di panggil Agung. Saya masih seorang pelajar di SMA. Saya berasal dari Boyolali. Read More..

Total Pageviews

Blog Archive

Entri Terbaru