Dulu saat SMP ada
peraturan untuk tidak membawa hp ke sekolah namun namanya anak orang banyak
tetap saja ada yang bawa hp kesekolah. Dan juga ditambah pepatah orang
Indonesia bahwa peraturan dibuat untuk dilanggar bukan untuk ditaati. Dulu hp
nokia yang paling popular dijamannya karena belum ada pesaing lain seperti
sekarang yang ada Samsung atau Iphone. Karena belum ada yang namanya hp Android.
Ada jadwal jadwal razia hp
disekolahku, biasanya dilakukkan pada hari senin saat semua siswa sedang
upacara bendera, atau hari jumat saat senam bersama. Karena sekolahku
mengadakkan senam bersama dari kelas satu hingga kelas tiga, kadang satu kali
dalam sebulan juga diadakan jalan sehat. Walaupun razia tidak selalu dilakukkan
namun tetap saja pada hari itu siswa banyak yang tidak membawa hp.
Saat razia awal-awal aku belum pernah
tertangkap walaupun aku juga sering dulu bawa hp namun jarang digunakkan
disekolah. Karena buat apa juga bawa hp saat itu kalau cuman buat sms aja tidak
seperti sekarang yang ada banyak aplikasi yang dapat dimainkan. Bahkan bisa
juga buat stalking mantan. Eh. Teman. Di IG maupun medsos lainnya. Ada pepatah
mengatakan sepandai-pandainya orang menyembunyikan bangkai pasti ketahuan juga.
Sehingga dulu pada suatu ketika ada suatu kejadian hingga hpku kena sita. Dan
itu saat pelajaran matematika dan wali kelas sendiri.
“Teng teng teng teng
tenggg” Bunyi khas nokia jadul.
Suasana hening seketika
Guru : “Ada yang bawa hp
ya”
“…”semua diam
Guru : “Apa perlu dirazia
oleh pihak sekolah biar kalian ngaku?”
Murid 1 : “Tidak pak”
Guru : “Yasudah, yang
merasa membawa hp harap dibawa maju kedepan”
Murid 1 : “Baik pak”
Guru : “Siapa lagi yang
membawa hp? Kalau kalian ngaku sekarang tidak akan dilaporkan kepihak sekolah”
Semua murid didalam
ruangan mulain resah dengan keadaan. Keringat dingin mulai membasahi sragamku.
Karena saat itu aku juga membawa hp. Sungguh sial hari itu. Semua mencoba mengeluarkan
hp masing-masing bagi yang membawa. Mereka langsung menaruhnya kedepan tepat
dimeja guru.
Guru : “Hanya ini?”
Semua murid : “Iya pak”
Guru : “Ini yang hpnya
mati tolong dihidupkan”
Ternyata hpku lah yang
mati karena memang aku matikan saat sedang berada disekolah.
Aku : “Baik pak. Ini
sudah”
Guru : “Yasudah ini
peringatan awal buat kalian untuk yang masih membawa hp. Karena peraturan
disekolah tidak mengijinkan kalian untuk membawanya maka akan saya serahkan ke
guru BP kalian. Kalian bisa mengambilnya setelah tiga hari. Langsung ke guru BP
kalian"
Aku dkk : “Baik pak”
Ini adalah kejadian awal
aku terkena kasus dan itu baru masuk sekolah. Tapi saat kelas dua dan tiga aku
tidak pernah lagi membuat ulah kepihak sekolah. Rumor katanya kalau ada yang
ketahuan membawa hp maka yang mengambil harus orang tua atau wali murid. Dulu
juga ada yang bilang sampe harus diambil waktu sudah keluar dari sekolah.
Ada sekitar 6-7 yang kena
sita dan ditanya satu-satu apa alasan mereka membawa hp, aku juga juga diberi
pertanyaan yang sama.
Guru : “Yang merasa punya
hp ini mohon aju kedepan”
Hp yang ditunjuk ternyata
hpku. Aku segera maju kedepan, dengan langkah lemas. Masa baru masuk sudah mau
buat ulah seperti ini, batinku.
Guru : “Kenapa kamu bawa
hp?”
Aku : “Untuk komunikasi
dengan orang tua dirumah”
Guru : “Memangnya rumah
kamu mana?”
Aku : “Di…. Tapi karena
jauh saya ikut om disini”
Guru : “Dimana rumahnya?”
Aku : “Di gang…… pak”
Guru : “Deket situ kenapa
juga perlu bawa hp”
Aku : “Kemarin kebawa pak.
Kan kemarin saya baru dari rumah” padahal bohongan. Tapi apalah dayaku kalau
memang aku niat untuk membawanya.
Guru : “Yasudah. Lain kali
jangan lagi bawa hp atau besok kamu hanya bisa mengambilnya saat lulusan
sekolah”
Aku : “Baik pak. Saya
minta maaf”
Guru : “Yasudah. Balik
ketempatmu”
Setelah itu wali kelas
menerima semua alasan para siswa namun peraturan tetap peraturan sehingga hp
hanya bisa diambil diguru BP. Namun aku berfikir kalau sampai orang tuaku yang
suruh mengambil bisa gawat. Karena belum juga sekolah sudah buat ulah dengan
pihak sekolah. Dan temanku yang hpnya bunyi tadi menjadi bahan olokan
teman-teman satu kelas, karenanya semua menjadi tertangkap. Aku sangat menyesal
waktu itu.
0 komentar:
Post a Comment