Pilihan Lain




Pada saat itu juga aku diajak berkeliling SMP yang masih membuka pendaftaran, karena SMP-SMP favorit sudah menutup pendaftaran karena mereka kebanyakan membuka peneriamaan lewat jalur tes, dan itu dilakukkan sebelum UN. Selang beberapa hari saatnya pengumuman.
 Saat itu ayahku menunggu hingga jam 4 sore karena penutupan pendaftaran jam 4 juga untuk memantau jumlah pendaftar. Berapa yang masuk dan keluar, sehingga kalau tidak memungkinkan bisa langsung dicabut. Dan ternyata ada beberapa orang tua yang mencabut nomor pendaftaran mungkin mereka sudah pesimistis karena masuk zona degradasi, sehingga pringkatku bisa naik. Dan Akhirnya aku dapat diterima di SMP yang aku inginkan itu. Untuk melanjutkan mengurus pemberkasan aku sering diantar kakak. Dan setelahnya aku diharuskan untuk mandiri, karena kakakku waktu itu masih sekolah tingkat SMA. Setelah pemberkasan selesai dilanjutkan dengan pengumuman kelas yang telah ditentukan.
Pada hari pengumuman kelas semua diharuskan berkumpulkan di lapangan upacara, pukul 08.00 dimulai pengumuman, dan namaku berada dikelas 7 F itu merupakkan kelas terakhir menurut daftar kelas. Waktu itu sekolahku masih menerapkan 2 tipe kelas yaitu bilingual atau kelas dua bahasa dan kelas regular, kelas bilingual dimulai dari kelas A hingga C, dan kelas regular dimulai dari kelas D hingga F.
Aku cukup memaklumi karena dulu waktu aku mendaftar NIM-ku juga sedikit bahkan sangat memprihatinkan, sudah syukur bisa diterima hingga ditempatkan dikelas tersebut. Tempat kelasku berada dideretan paling belakang dari kelas-kelas lain, dan pling jauh dari gerbang depan pintu sekolah. Namun karena tempatku dipaling belakang  jika pulang bisa paling cepat karena disana ada pintu belakang yang dibuka ketika jam pulang saja.
 Hari pertama masuk sekolah merupakkan hari yang cukup sulit bagiku, karena waktu itu siswa baru masih menggunakan seragam saat SD. Dan karena dulu aku tidak berada disekolah negeri maka aku sedikit berbeda dengan teman-temanku, mereka mengenakkan celana pendek sedangkan aku mengenakkan celan panjang, sampai-sampai dulu aku dikira anak MTS waktu itu, walaupun sebenarnya aku minder, namun seiring berjalannya waktu aku sudah mulai terbiasa.  Dan itu terjadi ketika aku berjalan manuju kantin.

Anak 1 : “Eh itu anak kelas satu”
Anak 2 : “Hahaha iya itu. Dikira sini MTS apa. Palai celana panjang”
Anak 1 : “Mungkin dia salah masuk sekolah kali”
Anak 2 : “Bener juga”

Saat itu aku hanya bisa dian. Karena yang bicara itu mereka-mereka yang sudah kelas tiga, dan saat itu juga aku baru sendirian karena baru masuk dan belum mengenal banyak teman satu angkatan maupun kakak kelas. Walau hatiku sangat dongkol dan telinga ini panas mendengar hal tersebut.
Hari pertama masuk menjadi ajang untuk mencari tempat duduk dan teman sebangku, waktu itu aku memilih duduk di barisan paling depan nomor dua dan dekat dengan pintu. Aku berada di bagian yang dekat dengan tembok. Pertama kali aku berkenalan dengan Joko yaitu teman sebangku yang petama kali aku kenali.

Aku : “Masuk kelas ini juga?”
Joko : “Iya ini. Aku duduk sini ya?”
Aku : “Iya silahkan, asalmu dari mana?”
Joko : “Selo”
Aku : “Selo? Eh jauh itu dari sini”
Joko : “Ya lumayan lah”
Aku : “Perjalanan berapa jam sampai sini?”
Joko : “Ya kira-kira satu jam lah kalu tidak telat ikut angkutan pertama”
Aku : “Apa sana sulit dapat angkutan?”
Joko : “Iya, paling Cuma ada dua sampai empat angkutan dalam sehari, pagi dan sore aja”
Aku : “Wah susah ya kalau sampai telat ikut angkutan, bisa nunggu lama”
Joko : “Haha, iya mendingan ijin tidak masuk sekalian”
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Sosial Media

Hai! Nama saya Agung Prasetyo N dan biasa di panggil Agung. Saya masih seorang pelajar di SMA. Saya berasal dari Boyolali. Read More..

Total Pageviews

Blog Archive

Entri Terbaru